Tip Melamar Pekerjaan

Tuesday, May 8, 2007

Bagaimana Menulis Surat Lamaran Kerja?

Bagaimana Menulis Surat Lamaran Kerja?
Oleh Johanes Papu

Team e-psikologi

Jakarta, 5 mei 2007

Banyak pelamar berharap tidak perlu menulis surat lamaran kerja untuk melengkapi resume atau CV, karena menurut mereka menyusun resume saja sudah menghabiskan banyak waktu dan usaha selain itu resume seringkali dianggap sudah memberikan semua informasi yang dibutuhkan oleh perusahaan. Namun demikian surat lamaran ternyata berperan penting dalam mengarahkan pembaca (petugas rekrutmen & seleksi) untuk membaca resume pelamar, jika difokuskan pada bagaimana dan mengapa kemampuan khusus, pengalaman, prestasi, dan kepribadian pelamar akan menguntungkan bagi perusahaan yang dituju.

Jenis Surat Lamaran
Pada dasarnya, ada dua jenis surat lamaran. Yang pertama digunakan untuk menanggapi suatu iklan lowongan, umumnya disebut surat pengantar standard. Jenis ini lebih mudah untuk ditulis karena beberapa kriteria dari suatu jabatan sudah diketahui melalui iklan, sehingga membantu pelamar mengetahui apa yang dibutuhkan pembaca. Jenis surat lamaran ini dapat juga digunakan jika seseorang mereferensikan atau merekomendasikan Anda ke sebuah perusahaan.

Jenis yang kedua adalah surat lamaran yang digunakan jika pelamar mengincar perusahaan tertentu yang disukai namun tidak ada posisi lowong yang dipublikasikan. Walaupun beberapa perusahaan mungkin jengkel dengan surat lamaran yang tidak diminta ini, namun tidak jarang perusahaan (baca: HRD) akan memperhitungkan surat lamaran yang dibuat oleh para pelamar yang benar-benar memenuhi syarat. Meskipun pelamar mungkin tidak segera dihubungi, namun jika sewaktu-waktu perusahaan membutuhkan tenaga baru maka tidak jarang para pelamar yang qualified akan dipanggil. Kebutuhan perusahaan bisa saja muncul karena beberapa alasan seperti ada pegawai yang baru saja mengundurkan diri, suatu posisi/jabatan baru diadakan untuk keperluan mendadak, ada yang akan pensiun, atau baru saja ada PHK. Inilah yang seringkali disebut “bursa kerja tersembunyi”.

Demi menjaga agar surat lamaran anda (terutama jenis lamaran kedua) tidak "dibuang" oleh pembaca, maka amatlah penting bagi penulis (anda) untuk mengetahui karakter pembaca, seluk-beluk posisi/jabatan yang Anda incar, dan keadaan perusahaan tujuan Anda. Jika pada surat lamaran standard ketika melamar suatu posisi yang telah diiklankan, Anda sudah dapat memperkirakan apa yang pembaca inginkan dan apakah mereka berkenan menerima surat lamaran Anda, maka pada lamaran yang tidak diminta, sangat penting membuat pembaca Anda merasa bahwa apa yang Anda katakan dan tawarkan itu berharga untuk waktu dan perhatian yang mereka berikan.

Dasar-Dasar Surat Lamaran
Garis besar surat lamaran kerja biasanya adalah sebagai berikut:

1.Penampilan Fisik
Pertama-tama, harus diperhatikan bahwa tampilan surat lamaran itu sama pentingnya dengan tampilan resume. Ingatlah bahwa hal pertama yang dilihat pembaca adalah surat pengantar. Surat pengantar haruslah sama dengan gaya penulisan, tampilan, kop, cetakan dan kualitas kertas resume. Surat Lamaran idak boleh terlihat hanya sebagai tambahan ala kadarnya, melainkan harus merupakan bagian tak terpisahkan dari keseluruhan surat lamaran.

2. Isi

a. Kepala Surat
Kop/kepala surat: terdiri dari nama, alamat, nomor telepon, atau email. Pastikan semuanya mudah dibaca

Tanggal: penting untuk memberikan tanggal penulisan lamaran sebagai indikasi tanggal informasi dan hal-hal lainnya yang berhubungan.

Nama yang dituju dan jabatannya: sedapat mungkin dapatkan nama orang yang dituju (khususnya untuk surat lamaran jenis kedua), diikuti dengan nama jabatan, nama perusahaan, alamat, kota, dan kode pos.

Kode jabatan atau nomor referensi untuk posisi yang telah diiklankan. Dan untuk yang tidak diiklankan cukup tuliskan nama jabatan. Tuliskan pada bagian perihal.

Salam pembuka: gunakan nama yang dituju, misalnya kepada Yth. Bpk/Ibu.........., atau kepada Yth. Direktur HRD PT……….

b. Alenia Pembuka
Walaupun Anda tergoda untuk menulis kalimat pembukaan yang menarik, namun harus tetap diingat bahwa ada nilai tersendiri bagi pembaca dalam mengidentifikasi iklan atau posisi yang Anda lamar pada bagian awal surat Anda, oleh karena itu biarkan kalimat pembukaan ini langsung pada pokok persoalan dan jelas.

Pada kalimat kedua surat lamaran kerja Anda harus dapat menarik perhatian si pembaca, tetapi hindari tipu muslihat. Walaupun Anda mencoba menjual kualifikasi Anda demi jabatan yang Anda lamar, jagalah supaya tulisan Anda tersebut tidak menjadi seperti iklan. Sebaiknya pada bagian ini berisi ringkasan dari tujuan surat, tuliskan: “Latar belakang saya adalah dalam bidang………..……… kelihatannya sangat cocok dengan posisi ……......."
c. Alenia Kedua
Pada Alenia kedua tonjolkan bukan hanya kualifikasi yang tertulis dalam resume, tetapi juga ketrampilan dan karakteristik lainnya yang Anda miliki yang akan memberi nilai tambah bagi pembaca dan perusahaan. Pada bagian ini Anda harus berusaha mengarahkan surat pada kebutuhan, kepedulian, misi, dan tujuan yang ingin dicapai perusahaan (sejauh yang Anda tahu), dan bagaimana kontribusi Anda kelak akan menguntungkan dan meningkatkan pencapaian tujuan-tujuan perusahaan tersebut. Dengan demikian Anda memberikan sesuatu yang membedakan Anda dari kandidat lainnya yang memiliki ketrampilan yang sama.

d. Alenia Penutup
Bagian ini adalah satu-satunya tempat dimana Anda mengindikasikan bahwa Anda mengharapkan balasan dari surat lamaran Anda baik melalui telepon maupun surat atau email. Hindari kata-kata yang mengandung ancaman, seperti: "jika saya tidak mendapat balasan dari Anda pada tanggal …… saya akan menghubungi Anda.” Pernyataan demikian, sekalipun dari kandidat yang paling bagus, dapat membuat pembaca segera ke meja sekretaris dan berpesan, “Kalau si x menelpon, catat pesannya, kemudian buang saja!” Hindari juga untuk menelpon ke perusahaan atau calon atasan Anda tanpa perjanjian terlebih dahulu, karena hal tersebut akan semakin membuat mereka jengkel dan melupakan lamaran Anda. Sebaiknya indikasikan bahwa Anda tertarik dan bersedia dihubungi sesuai waktu yang diberikan si pembaca, atau dengan seijin pembaca Anda akan menelpon pada tanggal dan jam tertentu untuk mendiskusikan posisi yang Anda incar, dengan catatan bahwa jika waktu mereka tidak sesuai dengan harapan Anda, maka mereka mau menitipkan pesan untuk waktu yang sesuai pada resepsionis atau petugas yang dapat menghubungi Anda.

3. Tanda Tangan & Nama Jelas
Pada akhir surat jangan lupa untuk membubuhkan tanda tangan dan menuliskan nama lengkap anda.

Catatan:
Pembaca surat lamaran Anda tidak peduli terhadap keinginan atau keuntungan yang Anda harapkan, mereka hanya peduli terhadap apa yang bisa Anda berikan bagi mereka.

Pusatkan setiap upaya Anda pada kebutuhan pembaca, jabatan yang Anda lamar, dan perusahaan bersangkutan

Selamat mencoba dan semoga berhasil. (jp)

Menyiasati Wawancara Kerja


Menyiasati Wawancara Kerja
Oleh Johanes Papu

Team e-psikologi
Jakarta, 5 mei 2007

Wawancara kerja saat ini merupakan salah satu cara yang sangat populer sebagai salah satu metode untuk menyeleksi karyawan. Bagi perusahaan-perusahaan kecil dan menengah wawancara kerja seringkali merupakan metode yang paling diandalkan, mengingat biaya yang dikeluarkan relatif murah dan “user” (baca: atasan) dapat langsung bertatap muka dengan si pelamar. Bahkan pada jabatan tertentu wawancara kerja bisa dilakukan berkali-kali, sebelum calon karyawan diputuskan untuk diterima bekerja. Sementara bagi para pencari kerja, wawancara kerja mungkin sudah dianggap sebagai “menu sehari-hari” yang harus dilalui sebelum resmi diterima bekerja. Anehnya, meskipun sudah memahami betul bahwa wawancara merupakan suatu hal yang biasa dilalui dalam melamar pekerjaan, banyak sekali para pelamar yang tidak siap untuk menghadapi wawancara kerja. Tidak jarang mereka merasa langsung gugup bahkan patah semangat ketika dipanggil untuk wawancara, karena sudah seringkali gagal. Forum konseling dalam website ini banyak dipenuhi oleh pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut bagaimana cara menghadapi wawancara kerja. Para penanya tersebut banyak yang menceritakan bahwa mereka telah berkali-kali gagal “melewati” wawancara kerja meskipun diakui bahwa pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh “recruiter” (petugas rekrutmen & seleksi) relatif sama antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain tempat mereka melamar pekerjaan. Ada juga penanya yang mengatakan bahwa ia berkali-kali selalu lolos dari semua metode seleksi yang lain (test tertulis, psiko test, dan test ketrampilan) tetapi tetap gagal ketika wawancara.


Permasalahan diatas menggelitik saya untuk mencari tahu lebih jauh apa sebenarnya wawancara kerja. Mengapa wawancara kerja ini penting dilakukan dan mengapa banyak pelamar yang gagal dalam menjalani wawancara kerja tersebut. Lalu kemudian apa saja yang harus dilakukan oleh para pelamar untuk menyiasati wawancara kerja supaya berhasil.

Tujuan Wawancara Kerja

Wawancara kerja (job interview) saat ini merupakan salah satu aspek penting dalam proses rekrutmen dan seleksi karyawan. Meskipun validitas wawancara dianggap lebih rendah jika dibandingkan dengan metode seleksi yang lain seperti psiko test, namun wawancara memiliki berbagai kelebihan yang memudahkan petugas seleksi dalam menggunakannya.

Apapun penilaian pelamar (calon karyawan), wawancara kerja sebenarnya memberikan suatu kesempatan atau peluang bagi pelamar untuk mengubah lowongan kerja menjadi penawaran kerja. Mengingat bahwa wawancara kerja tersebut merupakan suatu proses pencarian pekerjaan yang memungkinkan pelamar untuk memperoleh akses langsung ke perusahaan (pemberi kerja), maka “performance” (baca: proses & hasil) wawancara kerja merupakan suatu hal yang sangat krusial dalam menentukan apakah pelamar akan diterima atau ditolak.

Bagi si pelamar, wawancara kerja memberikan kesempatan kepadanya untuk menjelaskan secara langsung pengalaman, pengetahuan, ketrampilan, dan berbagai faktor lainnya yang berguna untuk meyakinkan perusahaan bahwa dia layak (qualified) untuk melakukan pekerjaan (memegang jabatan) yang ditawarkan. Selain itu wawancara kerja juga memungkinkan pelamar untuk menunjukkan kemampuan interpersonal, professional, dan gaya hidup atau kepribadian pelamar. Jika di dalam CV (Curriculum Vitae) pelamar hanya bisa mengklaim bahwa dirinya memiliki kemampuan komunikasi dan interpersonal yang baik, maka dalam wawancara dia diberi kesempatan untuk membuktikannya.


Bagi perusahaan, wawancara kerja merupakan salah satu cara untuk menemukan kecocokan antara karakteristik pelamar dengan dengan persyaratan jabatan yang harus dimiliki pelamar tersebut untuk memegang jabatan / pekerjaan yang ditawarkan. Secara umum tujuan dari wawancara kerja adalah:

Untuk mengetahui kepribadian pelamar

Mencari informasi relevan yang dituntut dalam persyaratan jabatan

Mendapatkan informasi tambahan yang diperlukan bagi jabatan dan perusahaan

Membantu perusahaan untuk mengidentifikasi pelamar-pelamar yang layak untuk diberikan penawaran kerja.

Teknik Wawancara Kerja

Dua teknik wawancara yang biasa dipergunakan perusahaan dalam melakukan wawancara kerja adalah wawancara kerja tradisional dan wawancara kerja behavioral. Dalam prakteknya perusahaan seringkali mengkombinasikan kedua teknik ini untuk memperoleh data yang lebih akurat.

Wawancara kerja tradisional menggunakan pertanyaan-pertanyaan terbuka seperti “mengapa anda ingin bekerja di perusahaan ini”, dan “apa kelebihan dan kekurangan anda”. Kesuksesan atau kegagalan dalam wawancara tradisional akan sangat tergantung pada kemampuan si pelamar dalam berkomunikasi menjawab pertanyaan-pertanyaan, daripada kebenaran atau isi dari jawaban yang diberikan. Selain itu pertanyaan-pertanyaan yang diajukan lebih banyak bersifat mengklarifikasikan apa yang ditulis dalam surat lamaran dan CV pelamar. Dalam wawancara kerja tradisional, recruiter biasanya ingin menemukan jawaban atas 3 (tiga) pertanyaan: apakah si pelamar memiliki pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan untuk melakukan pekerjaan, apakah si pelamar memiliki antusias dan etika kerja yang sesuai dengan harapan recruiter, dan apakah si pelamar akan bisa bekerja dalam team dan memiliki kepribadian yang sesuai dengan budaya perusahaan.

Wawancara kerja behavioral didasarkan pada teori bahwa “performance” (kinerja) di masa lalu merupakan indikator terbaik untuk meramalkan perilaku pelamar di masa mendatang (baca: ketika bekerja). Wawancara kerja dengan teknik ini sangat sering digunakan untuk merekrut karyawan pada level managerial atau oleh perusahaan yang dalam operasionalnya sangat mengutamakan masalah-masalah kepribadian. Wawancara kerja behavioral dimaksudkan untuk mengetahui respon pelamar terhadap suatu kondisi atau situasi tertentu sehingga pewawancara dapat melihat bagaimana pelamar memandang suatu tantangan/permasalahan dan menemukan solusinya. Pertanyaan-pertanyaan yang biasanya diajukan antara lain: "coba anda ceritakan pengalaman anda ketika gagal mencapai target yang ditetapkan”, dan “berikan beberapa contoh tentang hal-hal apa yang anda lakukan ketika anda dipercaya menangani beberapa proyek sekaligus”. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut si pelamar perlu mempersiapkan diri untuk mengingat kembali situasi, tindakan dan hasil yang terjadi pada saat yang lalu. Selain itu, sangat penting bagi pelamar untuk memancing pertanyaan-pertanyaan lebih lanjut dari pewawancara agar dapat menjelaskan secara rinci gambaran situasi yang dihadapinya. Untuk itu diperlukan ketrampilan berkomunikasi yang baik dari si pelamar. Keberhasilan atau kegagalan dalam wawancara ini sangat tergantung pada kemampuan pelamar dalam menggambarkan situasi yang berhubungan dengan pertanyaan pewawancara secara rinci dan terfokus. Dalam wawancara kerja behavioral, si pelamar harus dapat menyusun jawaban yang mencakup 4 (empat) hal: (1) menggambarkan situasi yang terjadi saat itu, (2) menjelaskan tindakan-tindakan yang diambil untuk merespon situasi yang terjadi, (3) menceritakan hasil yang dicapai, dan (4) apa hikmah yang dipetik dari kejadian tersebut (apa yang dipelajari). Dalam wawancara behavioral ini teknik yang paling sering dipergunakan adalah yang disebut S-T-A-R atau S-A-R atau P-A-R.

Situation
or
Problem
or
Task
Pelamar diminta untuk menggambarkan situasi yang terjadi atau tugas-tugas yang harus dilaksanakannya pada masa lalu. Pelamar harus menggambarkan situasi atau tugas tersebut secara spesifik, rinci dan mudah dipahami oleh pewawancara. Situasi atau tugas yang digambarkan dapat berasal dari pekerjaan sebelumnya, pengalaman semasa sekolah, pengalaman tertentu, atau berbagai kejadian yang relevan dengan pertanyaan si pewawancara

Action
Pelamar diminta untuk menggambarkan tindakan-tindakan yang diambil dalam menghadapi situasi / masalah / tugas di atas. Dalam hal ini pelamar harus bisa memfokuskan pada permasalahan. Meskipun mungkin permasalahan yang ada ditangani oleh beberapa orang atau team, pelamar harus memberikan penjelasan tentang apa saja peranannya dalam team tersebut – jangan mengatakan apa yang telah dilakukan oleh team tetapi apa yang telah dilakukan pelamar sebagai bagian dari team.

Results
Pelamar diminta menjelaskan hasil-hasil apa saja yang dicapai. Apa saja hambatan yang terjadi jika hasil tidak tercapai. Apa yang terjadi kemudian setelah permasalahan tersebut selesai dikerjakan. Lalu apa pelajaran yang dapat dipetik oleh pelamar dari kejadian tersebut.

Jenis Wawancara Kerja

Dalam dunia kerja, dikenal beberapa tipe wawancara kerja sebagai berikut:

Wawancara Seleksi (Screening Interview). Jika pelamar atau kandidat untuk menduduki jabatan berjumlah lebih dari satu orang maka dilakukan wawancara kerja untuk menyeleksi siapa diantara kandidat tersebut merupakan kandidat yang paling qualified sehingga bisa dilanjutkan ke tahap seleksi berikutnya. Wawancara seleksi biasanya berlangsung singkat antara 15 – 30 menit.

Wawancara Telepon (Telephone Interview). Demi menghemat biaya dan efisiensi waktu, banyak recruiter yang melakukan wawancara kerja melalui telepon. Oleh sebab itu, pelamar harus siap dihubungi sewaktu-waktu, sebab seringkali recruiter tidak memberikan pilihan bagi pelamar untuk menentukan waktu kapan ia siap diwawancarai melalui telepon.

Wawancara di Kampus / Sekolah (On-Campus Interview) . Meskipun tidak banyak perusahaan yang melakukan wawancara kerja di kampus, namun untuk perusahaan-perusahaan tertentu yang mencari para lulusan untuk dilatih lebih lanjut, cara ini dinilai sangat efektif karena memberikan akses bagi perusahaan tersebut untuk mendapatkan kandidat terbaik yang mungkin sangat sulit diperoleh jika menunggu para kandidat tersebut datang melamar.

Wawancara di Pameran Kerja (Job Fair Interview). Pameran kerja diadakan untuk menjembatani perusahaan dengan para pencari kerja. Pada pameran kerja biasanya, perusahaan memberikan berbagai informasi mengenai perusahaannya, menerima surat lamaran dan CV dari pengunjung (pencari kerja), bahkan tidak jarang para recruiter langsung melakukan wawancara di stand (booth) mereka. Di Indonesia memang pameran seperti ini masih sangat jarang dilaksanakan jika dibandingkan dengan pameran otomotif, rumah maupun furniture.

Wawancara di Lokasi Kerja (On-Site Interview). Ketika seorang kandidat telah lolos dalam tahap wawancara seleksi, seringkali perusahaan mengundang kandidat tersebut untuk melihat secara langsung lokasi kerja. Pada kesempatan tersebut recruiter biasanya langsung melakukan wawancara secara mendalam. Bagi pelamar yang belum memiliki pengalaman kerja pada lokasi yang lingkungannya kurang lebih sama, wawancara kerja di lokasi mungkin bisa terasa menakutkan karena mungkin harus melakukan perjalanan dan berada di wilayah yang tidak ia kenal.

Wawancara Kelompok (Panel or Group Interview). Wawancara kelompok adalah suatu jenis wawancara kerja dimana para pewawancara (recruiter) terdiri dari 2 (dua) orang atau lebih. Biasanya wawancara jenis ini dilakukan jika perusahaan memandang bahwa pelamar sudah hampir memenuhi syarat untuk diterima bekerja. Biasanya para penanya dalam wawancara inilah yang memiliki wewenang untuk memutuskan apakah pelamar akan diterima bekerja atau tidak.

Wawancara Kasus (Case Interview). Wawancara kerja jenis ini menekankan pada kemampuan analisis dan pemecahan masalah terhadap suatu kasus tertentu. Biasanya dalam wawancara kasus, pelamar diminta untuk berperan sebagai pemegang jabatan yang ditawarkan, lalu diberikan sebuah kasus untuk dicarikan solusinya.


Pertanyaan-Pertanyaan Umum


Pada umumnya pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam wawancara kerja sangat tergantung pada teknik apa yang digunakan oleh si pewawancara. Jika menggunakan teknik wawancara kerja tradisional maka pertanyaan-pertanyaan yang seringkali diajukan adalah sebagai berikut:

1. Jelaskan pada saya bagaimana anda menggambarkan diri anda?
2. Apa kelebihan dan kekurangan anda?
3. Apa saja prestasi yang pernah anda raih pada pekerjaan yang terdahulu / ketika sekolah?
4. Mengapa anda berhenti dari perusahaan yang lalu?
5. Apa tugas-tugas anda pada pekerjaan yang lalu?
6. Darimana anda mengetahui perusahaan ini?
7. Mengapa anda tertarik untuk bekerja di perusahaan ini?
8. Jika anda diterima bekerja untuk jabatan ini, apa yang akan anda lakukan?
9. Apa itu professionalisme menurut anda?
10. Apa itu teamwork menurut anda?
11. Apa hoby anda?

Dalam wawancara yang menggunakan teknik wawancara kerja behavioral, maka pertanyaan-pertanyaan di atas seringkali ditambahkan dengan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:

Ceritakan pada saya/kami kapan anda mengalami suatu situasi yang sangat tidak menyenangkan dan bagaimana anda berhasil keluar dari situasi tersebut.

Ceritakan pada saya/kami bagaimana anda meyakinkan klien anda ketika anda melakukan presentasi.

Coba anda ceritakan bagaimana anda mengatasi situasi dimana anda harus melakukan banyak tugas dan anda harus membuat prioritas tugas mana yang harus didahulukan.

Bisakah anda ceritakan keputusan apa yang paling sulit anda buat dalam setahun terakhir ini? Mengapa demikian?

Ceritakan mengapa team anda gagal mencapai target pada tahun sebelumnya dan bagaimana anda memotivasi team tersebut sehingga dapat meraih sukses di tahun berikutnya.

Bagaimana cara anda menyelesaikan konflik? Bisa beri contoh?

Bisakah anda ceritakan suatu kejadian dimana anda mencoba untuk menyelesaikan suatu tugas dan ternyata gagal?

Ceritakan apa yang anda lakukan ketika dipaksa membuat suatu aturan yang tidak menyenangkan bagi karyawan tetapi menguntungkan bagi perusahaan.


Sebagai suatu proses yang melibatkan interaksi antara kedua belah pihak, dalam wawancara kerja si pelamar juga biasanya diberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan. Oleh karena itu akan sangat baik jika pelamar mempersiapkan beberapa pertanyaan, misalnya:


Apa yang diharapkan dari saya jika saya diterima untuk jabatan ini?

Menurut pengalaman di sini, apa yang merupakan tantangan terbesar bagi pemegang jabatan ini?

Apakah ada pelatihan (internal maupun eksternal) yang dapat membantu saya untuk lebih berperan jika saya diterima bekerja di perusahaan ini?

Adakah ada hal-hal khusus di luar uraian jabatan yang harus saya selesaikan dalam waktu tertentu?


Menangani Pertanyaan Bersifat Pribadi


Berbeda dengan kondisi di negara-negara maju dimana hak individu sangat dijunjung tinggi dan telah memiliki perangkat hukum sangat memadai tentang hal-hal yang mengatur hak-hak pribadi seseorang sehingga para recruiter (pewawancara) sangat berhati-hati dalam mengajukan pertanyaan, di Indonesia justru sebaliknya. Dalam wawancara kerja di perusahaan-perusahaan di Indonesia seringkali pewawancara justru banyak menggali masalah-masalah yang bersifat pribadi. Contoh: Menanyakan latarbelakang pelamar (orangtua, saudara, istri, anak, status, agama, suku bangsa, umur) adalah merupakan hal yang dianggap biasa.


Meskipun seringkali pertanyaan-pertanyaan tersebut tidak memiliki relevansi dengan jabatan yang dilamar, pelamar harus menyiapkan diri untuk merespon pertanyaan-pertanyaan tersebut secara tepat dengan cara-cara yang elegan. Para penanya mungkin saja tidak bermaksud untuk menyudutkan pelamar, tetapi lebih didasarkan pada kepedulian mereka terhadap kecocokan antara pelamar (calon karyawan) dengan budaya yang ada dalam perusahaan. Oleh karena itu jika pelamar ditanyakan mengenai hal-hal yang dirasa tidak berhubungan dengan pekerjaan yang ditawarkan, pelamar harus mampu mengidentifikasi apa makna dibalik pertanyaan tersebut. Untuk merespon pertanyaan-pertanyaan yang bersifat pribadi, pelamar dapat melakukan beberapa alternatif:

Pelamar bisa mengklarifikasi kepada penanya apa relevansi pertanyaan yang diajukan dengan jabatan yang dilamar sehingga penanya dapat menjelaskan lebih jauh hubungannya dengan pekerjaan, lalu berikan jawaban yang tepat.

Pelamar dapat menjawab langsung secara diplomatis dengan kesadaran penuh bahwa pertanyaan tersebut memang tidak memiliki hubungan langsung dengan pekerjaan / jabatan yang dilamar.

Pelamar bisa juga menolak untuk menjawab pertanyaan tersebut jika dirasa sangat mengganggu privacy pelamar. Jika hal ini terpaksa dilakukan, maka harus dilakukan dengan cara-cara halus dan diplomatis sehingga recruiter tidak merasa dilecehkan karena dianggap telah memberikan pertanyaan yang keliru.

Faktor-Faktor Negatif

Beberapa faktor, baik fisik maupun psikologis, yang harus diwaspadai oleh pelamar adalah faktor-faktor negatif yang menjadi perhatian pewawancara. Faktor-faktor tersebut misalnya:

Penampilan diri yang terlihat tidak professional (dandanan menor, pakaian yang tidak enak dilihat, tidak rapi, dan tidak sesuai suasana)

Bersikap angkuh, defensive atau agresif

Ogah-ogahan (tidak terlihat antusias atau tertarik dengan materi pembicaraan yang diajukan pewawancara)

Gugup

Sangat menekankan pada kompensasi yang akan diterima

Selalu berusaha mencari-cari alasan atas setiap kegagalan yang pernah dialami di masa lalu

Tidak bisa berdiplomasi dan kurang bisa bersopan santun

Menyalahkan perusahaan lama atau bekas atasan dimasa lalu, atau mengeluhkan perubahan teknologi yang cepat

Tidak bisa fokus dalam menjawab pertanyaan atau pembicaraan pewawancara

Gagal memberikan pertanyaan kepada pewawancara

Berulang kali bertanya: “apa yang dapat diberikan perusahaan kepada saya kalau saya melakukan ......?”

Kurang persiapan: gagal memperoleh informasi penting seputar perusahaan, gagal menjawab pertanyaan-pertanyaan pewawancara dan tidak bisa mengajukan pertanyaan bermutu kepada pewawancara.

Beberapa Saran
Bagi anda pencari kerja yang dipanggil untuk menjalani wawancara kerja, mungkin ada baiknya anda memperhatikan beberapa saran dibawah ini.

Lakukan hal-hal berikut:
1. Pastikan anda sudah tahu tempat wawancara
Jika tidak diberitahu terlebih dahulu jenis pakaian apa yang harus dipakai, maka gunakan pakaian yang bersifat formal,bersih dan rapi
2. Mempersiapkan diri menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mungkin akan diajukan pewawancara
3.Usahakan untuk tiba 10 (sepuluh) menit lebih awal, jika terpaksa terlambat karena ada gangguan di perjalanan segera beritahu perusahaan (pewawancara)
4.Sapa satpam atau resepsionis yang anda temui dengan ramah
5. Jika harus mengisi formulir, isilah dengan lengkap dan rapi.
6.Ucapkan salam (selamat pagi / siang / sore) kepada para pewawancara dan jika harus
7. berjabat tangan, jabatlah dengan erat (tidak terlalu keras namun tidak lemas)
8. Tetaplah berdiri sampai anda dipersilakan untuk duduk. Duduk dengan posisi yang tegak dan seimbang
9.Persiapkan surat lamaran dan CV anda
10.Ingat dengan baik nama pewawancara
11. Lakukan kontak mata dengan pewawancara
12. Tetap fokus pada pertanyaan yang diajukan pewawancara
13.Tunjukkan antusiasme dan ketertarikan anda pada jabatan yang dilamar dan pada perusahaan
14. Gunakan bahasa formal, bukan prokem atau bahasa gaul; kecuali anda diwawancarai untuk mampu menggunakan bahasa tersebut
15.Tampilkan hal-hal positif yang pernah anda raih
16.Tunjukkan energi dan rasa percaya diri yang tinggi
17.Tunjukkan apa yang bisa anda perbuat untuk perusahaan bukan apa yang bisa diberikan oleh perusahaan kepada anda
18. Jelaskan serinci mungkin hal-hal yang ditanyakan oleh pewawancara
19. Ajukan beberapa pertanyaan bermutu diseputar pekerjaan anda dan bisnis perusahaan secara umum
20. Berbicara dengan cukup keras sehingga suara jelas terdengar oleh pewawancara
21.Akhiri wawancara dengan menanyakan apa yang harus anda lakukan selanjutnya

Ucapkan banyak terima kasih kepada pewawancara atas waktu dan kesempatan yang diberikan kepada anda.

Hindari hal-hal berikut:

1. Berasumsi bahwa anda tahu tempat wawancara, padahal anda tidak yakin

2. Tidak melatih diri untuk menjawab pertanyaan yang kira-kira akan diajukan pewawancara

3. Berpakaian seadanya atau berpakaian dan berdandan sangat mencolok

4. Datang terlambat

5. Tidak membawa surat lamaran dan CV

6. Menganggap remeh satpam, resepsionis bahkan pewawancara

7. Menjabat tangan pewawancara dengan lemas dan gemetar

8. Merokok, mengunyah permen atau meludah selama wawancara

9. Duduk selonjor atau bersandar

10. Berbicara terlalu keras atau terlalu lembut

11. Membuat lelucon

12. Menjawab sekedarnya saja, seperti “ya” atau “tidak” atau “tidak tahu” atau “entahlah”.

13. Terlalu lama berpikir setiap kali menjawab

14. Mengalihkan topik pembicaraan ke hal-hal yang tidak ada hubungan dengan pekerjaan

15. Menyalahkan mantan atasan, mantan rekan kerja atau perusahaan yang lama

16. Memberikan jawaban palsu, berbohong atau memanipulasi data

17. Menanyakan gaji dan fasilitas yang diterima pada saat wawancara seleksi dimana anda belum tahu kemungkinan anda akan diterima atau tidak

18. Memperlihatkan rasa putus asa anda dengan menunjukkan bahwa anda mau bekerja untuk bidang apa saja dan mau melakukan apa saja asal bisa diterima bekerja di perusahaan tersebut

19. Membahas hal-hal negatif dari anda yang akan merugikan diri anda sendiri

20. Mengemukakan hal-hal yang dianggap masih kontroversial

21. Menelpon atau menerima telepon, atau membaca buku selama wawancara

22. Salah menyebut nama pewawancara

23. Tidak mengajukan pertanyaan pada saat diberikan kesempatan untuk bertanya

24. Lupa mengucapkan terima kasih kepada para pewawancara

Mengingat bahwa masih banyak calon karyawan yang menghadapi kendala dalam menjalani wawancara kerja, artikel ini diharapkan dapat memberikan sedikit pencerahan bagi mereka sehingga lebih siap dan percaya diri. Saya yakin masih banyak cara-cara yang mungkin belum tertulis dalam artikel ini, namun setidaknya jika anda melaksanakan saran-saran yang ada di atas maka anda akan memiliki bekal yang cukup dalam menghadapi wawancara kerja. Selamat mencoba dan semoga anda sukses diterima bekerja dan menemukan pekerjaan sesuai dengan yang anda inginkan. (jp)


Membuat Resume


Membuat Resume
Oleh Johanes Papu

Team e-psikologi

Jakarta, 5 mei 2007

Resume atau riwayat singkat yang berisi pengalaman dan ketrampilan yang dimiliki oleh seseorang yang melamar sebuah pekerjaan amatlah menentukan bagi dipilih atau tidaknya si pelamar untuk masuk ke tahapan selanjutnya dalam proses rekrutmen dan seleksi karyawan. Resume yang dibuat dengan baik akan mempermudah pembacanya (baca: recruiter) dalam mengevaluasi qualifikasi yang dimiliki oleh si pelamar.


Pentingnya membuat resume yang dirancang secara khusus (bukan menjiplak model resume orang lain) seringkali tidak disadari oleh si pelamar. Dalam banyak kasus masih sering dijumpai bahwa pelamar justru menggunakan format resume yang sudah baku dengan cara membeli formulir resume yang dijual di toko-toko buku atau pun mendownload formulir yang terdapat di websites. Memang hal ini tidaklah sepenuhnya salah, namun demikian si pelamar hendaklah mempertimbangkan apakah format tersebut sudah cocok dengan karakter dirinya. Apa yang terjadi jika ternyata format baku tersebut, setelah diisi oleh pelamar, ternyata justru banyak menyisakan ruang kosong alias tidak dapat diisi semuanya. Bukankah hal demikian justru dapat menyebabkan si pelamar tampak penuh dengan kekurangan di mata si pembaca resume tersebut. Selain itu resume menjadi tidak enak untuk dilihat.

Pertanyaan yang patut diajukan kemudian adalah bagaimana membuat resume yang baik sehingga menarik bagi pembaca dan mampu memberikan gambaran tentang kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh sang pelamar. Lalu apa sebenarnya perbedaan antara Resume dan Curricullum Vitae (CV)?

Resume vs Curriculum Vitae

Secara singkat dapat dikatakan bahwa resume adalah kumpulan atau daftar yang menyangkut riwayat pendidikan dan pekerjaan/karir seseorang dengan penekanan pada keahlian, ketrampilan dan pengalaman yang dimilikinya. Sedangkan Curriculum Vitae adalah kumpulan atau daftar yang berisi riwayat pendidikan, pekerjaan, penghargaan/prestasi/gelar yang pernah diperoleh seseorang dan faktor-faktor lain yang dianggap berguna oleh orang tersebut selama hidupnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada beberapa faktor sebagai berikut:

No.
Faktor
Resume
CV

1. Materi
Riwayat pendidikan dan pekerjaan/karir dengan penekanan pada keahlian, ketrampilan dan pengalaman yang dimiliki.
Riwayat pendidikan, pekerjaan, penghargaan/prestasi/gelar, yang pernah diperoleh seseorang, keanggotaan organisasi, hasil karya dan faktor-faktor lain yang dianggap berguna oleh seseorang selama hidupnya.

2. Penggunaan
Untuk melamar pekerjaan dengan posisi atau jabatan yang menuntut pengalaman dan ketrampilan yang tinggi.

Seringkali digunakan untuk jabatan-jabatan pada level managerial
Pelamar pemula yang belum memiliki pengalaman kerja

Untuk melamar pekerjaan-pekerjaan tertentu seperti Dosen, Guru, Peneliti, Wakil Rakyat, Militer.

Di Indonesia, CV merupakan salah satu alat yang digunakan untuk seleksi kenaikan jabatan atau yang dulu popular dengan nama “Litsus” untuk PNS

3. Format
Ditulis secara kronologis atau pun fungsional, atau bisa juga kombinasi keduanya
Pada umumnya ditulis secara kronologis: pertama masuk sekolah sampai tingkatan terakhir, atau pertama kali bekerja sampai pekerjaan terakhir.

4. Kedalaman Informasi
Ruang lingkup Informasi yang disajikan terbatas tetapi sangat rinci dan mendalam
Ruang lingkup Informasi yang disajikan banyak tetapi tidak secara rinci dan mendalam

5. Informasi Pribadi
Sangat jarang diikutsertakan, kecuali memang relevan dengan pekerjaan yang dilamar
Memuat hal-hal pribadi seperti hobby, musik yang disukai, status perkawinan, kebangsaan, tinggi & berat badan, dll.

6. Panjang
1 – 2 Halaman
3 – 4 halaman

Meski keduanya memiliki perbedaan, namun dalam praktek seringkali perusahaan tidak dapat membedakan mana yang mereka butuhkan, apakah Resume atau CV. Oleh karena itu, pelamar haruslah jeli dalam melihat persoalan tersebut sebab bagaimanapun juga pada akhirnya pelamarlah yang harus menyesuaikan diri dengan perusahaan, bukan sebaliknya.

7. Manfaat
Dalam kompetisi memperebutkan pekerjaan ditengah-tengah situasi ekonomi yang tidak menggembirakan saat ini, di tambah lagi dengan banyaknya jumlah pencari kerja, tidak jarang para pengusaha (baca: orang yang mempekerjakan) harus meluangkan banyak waktu untuk menyeleksi para calon pekerja yang berkualitas. Mengingat bahwa satu jabatan yang lowong bisa dilamar oleh ratusan bahkan ribuan pelamar, maka pengusaha sangat mengandalkan resume pelamar untuk menyaring/menyeleksi mereka untuk dipanggil wawancara atau test dalam proses berikutnya. Dengan kondisi demikian maka pelamar yang tidak dapat membuat resume yang dapat menggambarkan kualitas dirinya dalam bentuk resume yang menarik, padat, dan lugas akan sangat kecil kemungkinannya untuk dipanggil. Alangkah sayangnya jika pelamar ternyata sangat menguasai bidang yang dilamarnya tetapi gagal hanya karena resume yang dibuatnya tidak berkenan di hati pengusaha/pembaca.

Dengan membuat resume secara menarik, padat dan lugas si pelamar sebenarnya memperoleh manfaat yang sangat besar bagi dirinya karena ia telah mampu:

memberikan fakta-fakta tentang latarbelakang pelamar.

menunjukkan kualifikasi yang dimiliki sehingga layak untuk memangku jabatan yang dilamar
memperlihatkan tujuan karir yang diinginkannya

Beberapa Saran

Bagi anda pencari kerja yang mungkin mengalami masalah dalam membuat resume, mungkin ada baiknya anda mempertimbangkan beberapa saran berikut ini:

1) Isi dan Penampilan

Nama jabatan & Uraian Jabatan: Tulis nama jabatan anda dan lengkapi dengan penjelasan tentang aktivitas-aktivitas harian Anda. Usahakan untuk menuliskan aktivitas-aktivitas yang dapat diukur. Ingat: Anda harus dapat memberitahu pembaca tentang apa persisnya pekerjaan yang telah anda lakukan

Tanggal dan Tempat. Tulislah riwayat pendidikan dan pekerjaan anda secara tepat. Misalnya: kapan anda diterima bekerja dan kapan anda keluar dari perusahaan X, kapan anda menjabat sebagai .... atau kapan anda pindah kerja dari kantor pusat ke kantor cabang. Ingat: Jangan membuat pembaca menebak-nebak kapan anda bekerja dan untuk berapa lama.

Rinci. Jelaskan kata-kata atau istilah-istilah teknikal/khusus yang mungkin ada dalam resume anda sedetil mungkin.

Proporsional. Tuliskan pekerjaan atau pendidikan sesuai dengan kepentingan si pembaca dan buatlah secara proporsional. Contoh: Jika anda melamar sebagai Marketing Manager hendaklah anda tidak menulis hanya satu paragraph mengenai pekerjaan anda sebagai Sales Manager dan tiga paragraph lainnya tentang kegiatan anda sebagai Trainer.

Relevansi. Tuliskan hanya hal-hal yang relevan dengan tuntutan pekerjaan yang anda lamar. Contoh: Tidak perlu menuliskan pengalaman berorganisasi anda selama kuliah meskipun anda menjabat sebagai ketua Senat Mahasiswa selama beberapa periode, jika pekerjaan yang anda lamar tidak berhubungan dengan kemampuan organisasi atau leadership.

Explicit. Jangan membuat resume yang membuat pembaca berimajinasi. Contoh: jangan berasumsi bahwa pembaca tahu bahwa anda tamatan Unika Atma Jaya Jakarta, atau Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Jika anda tidak menuliskan nama kota bisa jadi pembaca menganggap anda tamatan dari kota lain.

Panjang. Pada umumnya resume hanya terdiri dari 2 (dua) halaman. Namun jika memang riwayat karir dan pendidikan yang anda rasa sangat penting untuk ditampilkan menuntut anda untuk memperpanjang, maka 3 (tiga) halaman resume masih dapat diterima.

Tanda baca, ejaan, dan tata bahasa. Tidaklah dibenarkan jika dalam resume terjadi kesalahan-kesalahan menyangkut tanda baca, ejaan maupun tata bahasa. Jika anda menulis resume dalam bahasa Inggris, cobalah minta untuk direview oleh teman/kerabat yang menguasai bahasa tersebut, jika memang anda belum yakin.

Mudah dibaca. Resume yang dibuat secara kacau balau menggambarkan pikiran yang tidak jernih dan ketidakmampuan penulis dalam menuangkan isi hatinya. Oleh karena itu sangat penting membuat resume yang mudah dibaca, tidak terpisah-pisah dan logis.

Penampilan. Pilihlah format terbaik yang dapat anda tampilkan untuk membuat resume, termasuk disini adalah pemilihan jenis huruf, kertas yang digunakan serta paduan warna (jika menggunakan printer warna). Tampilan resume yang asal-asalan hanya akan berakhir di kotak sampah atau mesin penghancur kertas, meski pengirimnya mungkin memiliki kualifikasi yang sangat baik.

2) Menunjukkan Kualifikasi
Untuk lebih meyakinkan pembaca, Anda dapat memberikan penekanan pada beberapa aspek tertentu dari latarbelakang Anda yang relevan dengan pekerjaan dalam rangka memberikan pemahaman kepada pengusaha tentang nilai-nilai potensial anda yang akan berguna bagi si pengusaha atau perusahaannya. Adapun aspek-aspek yang dapat anda tonjolkan adalah:

Penghargaan atau reward yang pernah diterima sesuai dengan jabatan yang dilamar. Contoh: jika anda melamar sebagai IT Manager, pihak perusahaan (recruiter) tentu ingin tahu kemampuan anda di bidang teknik dan bagaimana kemampuan tersebut dibandingkan dengan rekan-rekan yang lain. Jika anda pernah menerima penghargaan di bidang tersebut, tuliskanlah. Dengan demikian perusahaan akan tahu dimana tingkatan kemampuan anda.

Prestasi Akademik. Tuliskan gelar dan prestasi akademik yang anda raih sertakan juga judul Tugas Akhir/Skripsi/Thesis/Disertasi.

Kemampuan Tambahan. Kemampuan tambahan dapat berupa kemampuan mengoperasikan program komputer atau pelatihan-pelatihan khusus yang pernah diikuti.

Keanggotaan dalam organisasi professional. Jika anda terlibat dalam organisasi professional seperti Assiosiasi Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM), Ikatan Akuntan Indonesia (AAI), dll yang berguna bagi pembaca, jangan segan untuk menuliskannya.

Indikator Kesuksesan. Anda dapat menuliskan berbagai indikator kesuksesan yang pernah anda peroleh, misalnya beasiswa karena kecerdasan anda, dikirim training ke luar negeri karena keberhasilan anda dalam perusahaan, keberhasilan anda menekan biaya operasional di divisi anda, dll.

Pengalaman yang berhubungan dengan pekerjaan. Tuliskan semua pengalaman yang pernah anda alami sesuai dengan tuntutan pekerjaan yang anda lamar. Cth: jika pekerjaan yang anda lamar menuntut anda untuk sering melakukan traveling keluar negeri, pastikan pembaca tahu bahwa anda mahir berbahasa Inggris.

3) Perhatian Khusus

Selain kedua faktor yang telah disebutkan diatas, dalam membuat resume pelamar perlu berhati-hati dalam mencantumkan atau menuliskan hal-hal sebagai berikut:

Riwayat Gaji (Gaji yang pernah diterima dan yang diharapkan). Dalam hal pencantuman jumlah gaji yang diterima dan yang diharapkan, pelamar harus sangat berhati-hati dalam memutuskan perlu tidaknya mencantumkan hal tersebut dalam resume. Untuk itu pelamar dituntut kejeliannya dalam melihat iklan lowongan kerja atau informasi tentang lowongan kerja tersebut. Pada lowongan kerja yang sudah mencantumkan dengan jelas berapa gaji yang akan diterima pertahun atau per bulan, sebaiknya pelamar tidak perlu membuat riwayat gaji dalam resume yang dibuatnya. Hal itu tentu saja akan sangat berbeda jika di dalam iklan memang mengharuskan pelamar untuk mencantumkan riwayat gaji dan besarnya gaji yang diharapkan.

Referensi. Dalam hal pencantuman nama orang yang akan dijadikan referensi, pelamar harus benar-benar yakin bahwa orang tersebut benar-benar mengetahui diri si pelamar dan memiliki pengaruh positif bagi perusahaan yang dilamar. Artinya pelamar tidak boleh asal menyebutkan nama orang sebagai referensi, misalnya: mantan boss/atasan atau dosen. Daripada memaksakan diri untuk menyebut nama-nama orang sebagai referensi, pelamar cukup menuliskan: "Referensi: akan diberikan jika diminta".

Dokumen Pendukung. Meskipun tidak ada keharusan bagi pelamar untuk menyertakan dokumen atau bukti-bukti tentang hal-hal yang dituliskan dalam resume, seperti Ijazah, Transkrip Nilai, Sertifikat atau Penghargaan, dll, namun mengingat kondisi di Indonesia maka sebaiknya pelamar menyertakan dokumen pendukung tersebut dalam bentuk photocopy. Hal ini penting untuk meyakinkan pembaca bahwa anda benar-benar menulis resume berdasarkan fakta yang ada. Namun satu hal yang harus diingat dengan baik adalah "jangan sampai dokumen pendukung tersebut menjadi terlalu banyak". Untuk itu anda harus menyeleksi/mensortir dokumen mana yang paling pantas dan relevan untuk dilampirkan. Contoh: Jika anda pernah mengikuti kursus komputer beberapa kali, tidak perlu semua sertifikat dari setiap kursus tersebut anda lampirkan, tetapi cukup salah satu yang paling tinggi tingkatannya.

Informasi Pribadi. Pelamar sebaiknya berhati-hati menuliskan hal-hal yang bersifat pribadi. Beberapa hal yang umumnya boleh dituliskan adalah status perkawinan, jumlah anak, kepemilikan kendaraan, kesediaan untuk di relokasi atau melakukan travelling ke luar kota / luar negeri. Di luar hal-hal tersebut pelamar harus benar-benar yakin bahwa informasi pribadi yang ditulisnya akan relevan dengan pekerjaan yang dilamar, jika tidak sebaiknya jangan menulis informasi pribadi tersebut.

Para pembaca yang budiman, apapun pilihan karir anda pastikan untuk membuat resume atau pun CV secara maksimal. Bila memang anda merasa belum yakin dengan apa yang telah anda buat selama ini, cobalah buat sekali lagi dan bila perlu minta orang lain untuk menilai Resume atau CV anda tersebut. Selamat Mencoba, semoga anda cepat memperoleh pekerjaan yang diinginkan.(jp)

Kiat Mendapatkan Pekerjaan


Kiat Mendapatkan Pekerjaan

Oleh Johanes Papu
Team e-psikologi

Jakarta, 5 mei 2007

Melamar pekerjaan bisa disebut sebagai suatu hal yang gampang-gampang susah. Ada pelamar yang hanya mengirimkan satu surat lamaran, kemudian dipanggil wawancara dan langsung diterima bekerja. Sebaliknya ada pelamar yang sudah mengirimkan puluhan surat lamaran dan sudah dipanggil untuk wawancara berkali-kali namun tidak kunjung diterima bekerja. Dalam banyak kasus, kemampuan akademik yang tinggi juga seringkali bukan jaminan untuk bisa diterima bekerja. Orang-orang yang termasuk dalam kelompok terakhir yang sudah mengirimkan puluhan surat lamaran tetapi tidak kunjung diterima bekerja seringkali menjadi frustrasi dan akhirnya putus asa sehingga kehilangan semangat untuk mencari pekerjaan. Akibatnya mereka cenderung menjadi penganggur dan memiliki konsep diri yang negatif.


Demi menjaga agar jangan sampai sang pelamar menjadi frustrasi maka ada beberapa hal yang harus dipahami dan dipelajari secara seksama oleh para pencari kerja. Sama halnya dengan melakukan kegiatan-kegiatan lain dalam hidup ini, maka mencari pekerjaan pun memerlukan suatu pemahaman, ketrampilan dan keahlian tersendiri. Hanya orang-orang yang menyadari hal inilah yang akan mampu memenangkan kompetisi (di Indonesia bisa disebut Hyper-kompetisi) dalam mendapatkan pekerjaan. Beberapa hal yang perlu menjadi perhatian para pencari kerja, seperti dikutip dari monster.com diantaranya adalah sebagai berikut:


1.
Pemahaman terhadap Proses Pencarian Pekerja


Pemahaman yang benar terhadap proses pencarian pekerjaan akan sangat berguna bagi pencari kerja agar terhindar dari rasa frustrasi. Beberapa hal yang harus diketahui dan dipahami pencari kerja misalnya:


Pencarian pekerjaan adalah identik dengan mempromosikan diri sendiri dan talenta yang dimiliki

Mengetahui dengan pasti bagaimana talenta yang dimiliki dapat memberikan manfaat bagi perusahaan yang dilamar

Mencari pekerjaan merupakan suatu pekerjaan juga: jadi perlu bersabar karena pasti membutuhkan waktu

Buat rencana dan ikuti rencana tersebut; meski tidak harus diikuti secara kaku

Mencari pekerjaan harus pantang menyerah


2.
Kenali Diri Anda Sendiri


Identifikasi kemampuan, minat, bakat, nilai-nilai hidup, kebutuhan dan kebiasaan anda. Jika anda memahami hal tersebut maka akan lebih mudah bagi anda dalam menentukan jenis pekerjaan apa dan perusahaan seperti apa yang akan anda pilih.


3.
Tentukan Tujuan Karir Anda


Putuskan jenis karir yang menjadi tujuan anda, perusahaan apa yang cocok bagi anda, dan bila perlu tentukan juga lokasi atau area dimana anda akan bekerja.


4.
Buatlah Career Portfolio


Buatlah career portfolio anda dengan menyiapkan dokumen-dokumen pelengkap seperti:


Surat Lamaran (baca juga artikel: Menulis Surat Lamaran Kerja)

Resume (baca juga artikel: Membuat Resume)

Surat Rekomendasi, piagam penghargaan, dll

Transkrip Nilai, Ijazah, Sertifikat, dll

Kartu Nama (jika ada)


5.
Perluas Jaringan


Mencari pekerjaan seringkali memerlukan kerjasama team. Dalam hal ini anda harus memiliki jaringan atau networking untuk mencari berbagai informasi yang diperlukan tentang lowongan pekerjaan yang sesuai untuk anda. Anda bisa bekerjasama dengan teman, anggota keluarga atau pun kenalan anda untuk mendapat berbagai informasi yang dibutuhkan. Semakin luas networking maka akan semakin cepat kemungkinan anda untuk mendapatkan pekerjaan atau setidaknya akan banyak peluang lowongan kerja yang tersedia. (baca juga artikel: Networking dan Usaha Mendapatkan Pekerjaan)


6.
Kenali Tempat / Perusahaan yang Dilamar


Kenyataan pahit yang harus dialami oleh pekerja karena di PHK atau para pencari kerja yang "ditipu" oleh si pemberi pekerjaan, hendaknya menjadi pelajaran bagi anda sebelum mengirimkan surat lamaran pekerjaan. Artinya jangan sampai anda melamar di perusahaan yang kurang terjamin masa depannya. Salah satu cara yang paling mudah dilakukan untuk mengenali perusahaan / pemberi pekerjaan adalah dengan mencari informasi secara rinci tentang perusahaan yang menyediakan lowongan pekerjaan tersebut, mencakup kemampuan finansial, jenis usaha, jenis pekerjaan yang ditawarkan (pegawai tetap atau kontrak), siapa pemiliknya, dll. Jika akhirnya anda menemukan kecocokan dengan tujuan karir anda maka barulah anda boleh mengirimkan surat lamaran. Dalam hal bahwa anda melamar melalui iklan lowongan kerja yang ada di media massa maka pilihlah iklan lowongan kerja yang diterbitkan di media massa yang sudah terpercaya. Dan untuk ini pun anda tetap harus mengecek lagi profile perusahaan pemberi pekerjaan.


7.
Melamar


Melamar pekerjaan membutuhkan suatu seni tersendiri oleh karena itu pencari kerja harus benar-benar mempersiapkan semua hal yang berhubungan dengan lamaran tersebut secara seksama. Lakukan hal yang sama setiap kali anda melamar pekerjaan. (baca juga artikel: Menulis Surat Lamaran Kerja dan Membuat Resume)


8.
Wawancara Kerja


Wawancara kerja merupakan suatu proses yang menghantar anda ke "gerbang perusahaan". Artinya jika anda sudah memasuki tahap wawancara kerja maka anda memiliki kesempatan untuk lebih mengenal perusahaan dan sebaliknya perusahaan dapat mengenal potensi anda secara lebih rinci. Oleh karena itu, pencari kerja harus benar-benar mempersiapkan diri dalam menghadapi wawancara kerja. (baca juga artikel: Menyiasati Wawancara Kerja)


9.
Menerima atau Menolak Tawaran Pekerjaan


Seperti yang telah dikemukakan bahwa mencari pekerjaan adalah gampang-gampang susah, maka konsekuensi logis yang akan dihadapi setiap pencari kerja adalah diterima atau ditolak. Dalam kenyataannya, meski disadari bahwa mendapatkan pekerjaan adalah suatu hal yang sulit, namun terkadang ada tawaran pekerjaan yang terpaksa ditolak sendiri oleh si pelamar karena berbagai alasan. Dalam hal ini, jika anda termasuk pelamar yang terpaksa menolak tawaran pekerjaan, maka lakukan hal tersebut dengan cara-cara elegance sehingga tidak menyinggung perasaan orang-orang di perusahaan yang anda lamar. Sebaliknya jika anda menerima tawaran kerja maka sampaikan rasa terima kasih penghargaan atas kesempatan untuk berkarir di perusahaan tersebut dan tindaklanjuti dengan membuat kesepakatan kerja serta langkah-langkah yang harus anda persiapkan sebelum mulai bekerja.


10.
Evaluasi Proses


Jika anda tetap belum berhasil mendapatkan pekerjaan meski sudah menjalani beberapa langkah di atas, maka anda perlu mengevaluasi seluruh proses pencarian pekerjaan. Tanyakan pada diri anda sendiri:



Apakah saya sudah melakukan semua hal yang wajib dan perlu dilakukan?

Seberapa jauh persiapan saya dalam menempuh setiap langkah di atas?

Hal-hal apa saja yang perlu saya perbaiki dan apakah ada hal lain yang kurang?


Jika memang ternyata masih tetap gagal mendapat pekerjaan meski sudah merasa melakukan langkah-langkah yang optimal, maka ada baiknya anda mencari bantuan kepada orang-orang yang profesional, misalnya konselor atau psikolog. Dengan bantuan mereka anda mungkin bisa mengidentifikasi apa yang menjadi penyebab kegagalan anda mendapatkan pekerjaan.

Dengan pemahaman terhadap keseluruhan proses pencarian pekerjaan diharapkan individu memiliki ketahanan diri dalam menghadapi berbagai tantangan sebelum berhasil memperoleh pekerjaan. Semoga tulisan ini memberikan manfaat bagi anda semua yang saat ini sedang mencari pekerjaan. Selamat mencoba. (jp)